Semenjak pertama kalinya teknologi Smart Card diperkenalkan di dunia industri ini, sepertinya kita bangsa Indonesia kurang cepat catch-up. Karena ketidaktahuan kita, maka banyak sekali implementasi Smart Card di Indonesia hanya menjadi bulan-bulanan vendor dalam maupun luar negeri yang kemungkinan besar tidak tahu betul permasalahan yang ingin diselesaikan. Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi ‘jembatan keledai’ untuk membantu kita dalam memulai pemikiran hal-hal yang berkaitan dengan implementasi Smart Card.
Open Platform atau Proprietary ?
Kalau bicara mengenai open platform atau proprietary, maka pemikiran selanjutnya adalah platform apa yang dipilih oleh partner kita dalam implementasi Smart Card. Contohnya adalah jika Smart Card yang kita buat akan memiliki interoperability dengan lembaga finansial(Bank), maka biasanya Bank sudah memiliki standardnya masing-masing. Namun apabila Bank partner kita juga sama-tidak-tahunya dengan kita, maka alangkah baiknya kalau kita menggunakan standard Open Platform. Dilain hal, jangan jiper dulu kalau bicara mengenai Proprietary dalam teknologi Smart Card, karena platform proprietary sebetulnya juga bisa di emulasikan diatas open platform. Misalnya kita ambil contoh EMV dimana platformnya proprietary tapi spesifikasinya dapat didownload dengan bebas. Mengapa bisa begitu? Karena implementasi EMV akan melibatkan banyak sekali programmer diseluruh dunia, maka strategi EMV untuk memperkuat penggunaan spesifikasinya harus disebarluaskan.
Penggunaan platform proprietary akan menggiring kita pada sebuah titik dimana kita akan selalu vendorfull. Keuntungannya adalah kita tidak dipusingkan dengan segala hal teknis, namun kerugiannya adalah akan sangat bergantung pada vendor dan kadang-kadang implementasinya cenderung di-drive oleh vendor. Beberapa vendor akan memberikan informasi teknis programming kepada kita, namun seperti layaknya vendor, sharing knowledge is money ๐
Sebaliknya Open platform akan mengarahkan kita pada konsep open system atau bahasa kerennya adalah vendor free. Bagi pengembang pemula (belum pernah menyentuh programming Smart Card) kita akan mengalami kelambatan dalam pembelajaran, kadang-kadang akan melampaui target waktu yang kita perkirakan, dan yang paling buruknya adalah kita akan mengalami kesulitan dalam mencari dokumentasi atau teman diskusi di internet. Mengapa begitu ? Sepertinya strategi komersialisasi industri Smart Card rada sedikit berbeda dengan consumer goods lainnya, seolah-olah semua vendor memiliki kesepakatan mengenai “jangan bagi ilmu spt halnya linux yach !!” Jadi kalau harus memilih platform pengembangan SmartCard intinya adalah kita harus tahu dulu kebutuhan kita dan rencana jangka panjang yang ingin dibangun. Adapun kalau mau sedikit susah dan independen gunakan open platform. Tapi kalau pengen yang cepet dan tidak perlu tau kerumitan/keamanan yang diimplementasi gunakan saja proprietary platform. Inget aja begitu kartu sudah tersebar hampir mustahil kita bisa memungutnya kembali.
Beberapa tips untuk strategi implementasi yang cukup rapid adalah dengan menyuruh vendor untuk membuatkan kita pilot implementation diatas open platform dan mengajari kita cara membuat implementasi tadi. Setelah itu embat semua knowledgenya dan coba re-write seluruh pilot project tersebut dengan knowledge tadi. At least itulah cara yang dilakukan UI untuk bisa mendapatkan rapid development. ๐ cheers.